Oleh: Luthfi Assyaukanie
“Hari gini masih ngomongin ideologi,” mungkin Anda akan bilang begitu. Daniel Bell juga sudah sejak tahun 1960 menegaskan berakhirnya ideologi. Sebagai pertarungan wacana, ideologi mungkin sudah basi. Namun, sebagai instrumen untuk mengidentifikasi perilaku dan sikap politik seseorang, ideologi masih berguna dan masih sangat hidup.
Saya baru membaca buku tipis yang memetakan ideologi-ideologi dunia. Yang menarik, dari kelima ideologi yang disebutkan dalam buku itu, Liberalisme adalah ideologi yang paling prospektif, karena ia berada di tengah-tengah spektrum ekonomi-politik.
Dengan peta itu, Anda juga bisa mengukur diri Anda sendiri, apakah Anda seorang liberal atau bukan.
Kelima ideologi utama dunia itu adalah: (i) Komunisme, (ii) Sosialisme, (iii) Liberalisme, (iv) Konservatisme, dan (v) Fasisme. Jika kita identifikasi mereka dengan menggunakan spektrum ekonomi-politik, maka kita akan mendapatkan persamaan sebagai berikut:
Komunisme = Kiri Ekstrim
Sosialisme = Kiri
Liberalisme = Tengah
Konservatisme = Kanan
Fasisme = Kanan Ekstrim
Saya akan menjelaskan secara singkat masing-masing ideologi itu dan mengapa spektrum ekonomi-politik masing-masing ideologi itu menjadi demikian.
Komunisme adalah paham yang menekankan pentingnya kehidupan sosial ketimbang kehidupan individu. Dalam hal ini, Komunisme dan Sosialisme berada dalam satu perahu. Komunisme dan Sosialisme juga sepandangan dalam hal redistribusi ekonomi. Mereka menganggap redistribusi kekayaan sebagai sesuatu yang penting. Komunisme dan Sosialisme sama-sama meyakini bahwa kepentingan pribadi harus disubordinasikan untuk kebaikan bersama, kebaikan masyarakat sekaligus.
Yang membedakan Komunisme dari Sosialisme adalah bahwa yang pertama menggunakan cara-cara radikal, seperti revolusi, dalam melakukan perubahan, sementara yang kedua menggunakan cara-cara yang damai, seperti pemilihan umum. Itulah sebabnya, Komunisme berada dalam barisan Kiri Ekstrim sementara Sosialisme pada barisan Kiri saja.
Konservatisme adalah paham yang mengajarkan bahwa kehidupan organis, yakni kehidupan yang teratur rapi dan terstruktur, adalah kehidupan yang ideal. Fasisme juga memiliki kesamaan pandangan dalam hal ini. Keteraturan organis adalah sesuatu yang harus ditegakkan. Baik kaum Konservatif maupun kaum Fasis sama-sama menganggap bahwa manusia pada dasarnya tidaklah sama. Manusia berbeda secara agama maupun rasial.
Kaum Konservatif religius menganggap bahwa dirinya lebih luhur dari manusia lain yang berbeda agama darinya. Kaum konservatif religius merasa bahwa hukum yang diinspirasikan dari Tuhan lebih agung dari hukum manusia. Hukum-hukum agama tertentu umumnya bersikap diskriminatif dan memprioritaskan pemeluknya saja ketimbang memberikan pelayanan secara adil dan setara.
Kaum Fasis juga memiliki pandangan yang sama dengan kaum Konservatif dalam hal superioritas kelompok. Hanya saja, jika kaum Konservatif melakukan itu untuk menjamin jalannya kebebasan dan keteraturan, kaum Fasis hanya menekankan keteraturan saja dan mengabaikan kebebasan. Kaum Konservatif bersikap seperti itu untuk merawat nilai-nilai tradisional, sementara kaum Fasis melakukannya demi kemenangan ras.
Yang membedakan kaum Konservatif dari kaum Fasis adalah jika yang pertama masih percaya pada pemilihan umum yang demokratis sebagai cara yang damai dan beradab, kaum Fasis menggunakan kudeta atau mencurangi pemilihan umum demi melakukan perubahan politik. Inilah yang menjelaskan mengapa kaum Konservatif berada di Kanan dan kaum Fasis berada di Kanan Ekstrim.
Liberalisme adalah paham yang menekankan pentingnya kebebasan dan kesetaraan politik. Orang-orang liberal lebih mementingkan individu ketimbang sosial dan berjuang untuk menerapkan persamaan kesempatan. Jika kaum Komunis dan Sosialis mementingkan redistribusi ekonomi, sementara kaum Konservatif mementingkan nilai-nilai liberal dan kaum Fasis mementingkan kemenangan ras, kaum Liberal mementingkan perlindungan terhadap kebebasan individu. Kebebasan individu adalah segala-galanya.
Dalam hal perubahan politik, baik Sosialisme (Kiri), Konservatisme (Kanan), maupun Libralisme (Tengah), meyakini bahwa pemilihan umum yang demokratis adalah cara yang paling baik. Kaum Liberal menganggap semua orang setara dan harus memiliki kesempatan yang sama menyangkut hak-hak ekonomi dan politik. Sementara itu, kaum
Sosialis lebih mementingkan tujuan akhir, sedangkan kaum Konservatif menganggap manusia secara inheren tidaklah sama, dan karena itu harus diperlakukan secara berbeda-beda.
Nah, Anda bisa memutuskan ada di mana Anda dalam spektrum ekonomi-politik yang beragam itu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan